Senin, 16 Januari 2017

TUPPERWARE (Success Story) : Ide-Ide besar tidak selalu dapat menjual dirinya sendiri

Pendiri Tupperware, Earl Silas Tupper, menemukan wadah makanan plastic yang revolusioner. Tapi, si perfeksionis yang suka menuntut dari New England ini tidak tahu bagaimana menjualnya. Tupper mengaku bisa menjadi sakit secara fisik bila mendapati dirinya berada ditengah kumpulan wanita. Jadi bagaimana dia akan menghasilkan uang dari mangkuk mangkuk plastic kedap udara berwarna putih susu ini ?

Hari hari pertama Tupperware jauh sekali dari penjualan tahunan saat ini mencapai 1,7 miliar dolar AS. Tupperware pertama tersedia pada 1946 dan ditahun-tahun pertama, stok dipasarkan di toko took ritel tradisional dan tidak terjual dengan baik. Datanglah Brownie Wise, seorang ibu tunggal dari Georgia, seorang wanita manis yang dinamis dengan senyum menawan, antidote dari Tupper yang gemar menyendiri. Dia sangat bersemangat dengan mangkuk-mangkuk buatan Tupper dan dia menemukan cara bagaimana menjualnya : pesta rumah Tupperware. 


Wise berpendapat bahwa kebrilianan Tupperware haruslah dijelaskan pada kaum wanita, didemostrasikan bagaimana mangkuk itu memelihara kesegaran makanan, bagaimana mangkuk itu ber-“burp” (bunyi khas ketika lidah penutupnya terkunci dengan baik) dan mangkuk-mangkuk itu sendiri tidak dapat berbicara. Wise melakukan bisnis yang hebat dengan cara menjual Tupperware secara langsung untuk Stanley Home Products dan dia berhasil meyakinkan Tupper untuk memindahkan tempat penjualannya ke pesta-pesta di beranda rumah. 

Walaupun mereka tidak sependapat, Wise menjadi kepala bagian penjualan rumahan pada 1951 dan mulai membangun armada wanita penjual Tupperware. 
Penjualan langsung adalah jawabannya. Pada tahun 1954 , penjualan Tupperware telah mencapai 25 juta dolar AS dan ada 20.000 penjual. Tupperware di AS, hanya seribu orang diantara mereka laki-laki. Wise menjadi pesohor dan wajahnya terpampang dihalaman depan Business week, wanita pertjama yang melakukannya. Dia mengendarai sebuah Cadillac merah jambu yang dihadiahkan oleh Tupper dan memiliki sebuah mansion di Florida yang lengkap dengan burung-burung Flaminggo. 

Wise mengembangkan persona wanita Tupperware, yang sempurna bagi wanita AS pasca perang yang sedang menganut era baru konsumerisme dan kekayaan pribdi. Wanita Tupperware selalu mengenakan pantyhose dan sepatu hak tinggi, menata rambut secara rapi, memiliki kebanggaan sebagai ibu rumah tangga dan mempesona. Dia menjadi teladan bagi banyak wanita dimasa itu, karena dia dapat menghasilkan uang bagi dirinya sendiri, sambil tetap menjaga perannya sebagai ibu rumah tangga. Seperti kata Anna Tate, salah seorang perekrut Tupperware, kaum lelaki mencari nafkah, kaum wanita mencari “sampingan”. Tupperware dapat memanfaatkan booming pasca perang, dimana para ibu rumah tangga begitu tertarik dengan kenyamanan-kenyamanan modern dan produk-produk konsumen termutakhir. 

Wise hamper dapat disebut khusyuk dalam semangatnya menjual Tupperware. Dia sangat menyemangati armada penjualannya pada konferensi-konferensi pemasaran yang dilakukannya, yang dirujuk oleh Tupperware sebagai jubilee. Disana Wise menawarakan hadiah-hadiah mewah kepada para penjual terbaik (mantel bulu, perhiasan, mobil) “peri pengabul permintaan” akan memberikan hadiah-hadiah itu dan bahkan Wise memulai tradisi “walk of fame” untuk member penghormatan kepada para penjual terbaik. Dia mengadakan pesta-pesta dengan gaun menawan dan perjalanan ke Eropa. Wise menawarai ribuan wanita sebuah sumber pendapatan yang tidak tergantung dari pendidikan atau ketrampilan kerja mereka sebelumnya. 

Kesuksesan Wise mengesalkan Tupper. “Dia tidak ingin lampu sorot diarahkan kepadanya. Dia benci lampu sorot,”kata pembuat Film documenter Tupperware!, Laurie Kahn-Leavitt.”Dia ingin lampu sorot diarahkan pada produknya dan dia kesal karena Brownie mengambil semua pujian atas kesuksesan perusahaannya.”Toh, dialah yang menemukan wadah kedap udara itu. 
Tupperware bukanlah penemuan pertama Tupper. Tupper pernah menemukan segala hal dari sebuah theme park sampai prosedur pembedahan untuk mengoperasi usus buntuk melalui anus. Setelah bisnis pemeliharaan pohonnya gagal, Tupper bekerja untuk Viscaloid Co., sebuah perusahaan plastic yang dimiliki DuPont. Dia bekerja disana hanya setahunsebelum membuka perusahaan plastiknya sendiri, Earl S. Tupper Company, pada 1938. Selama perang Dunia II, perusahaannya membuat berbagai peralatan seperti masker gas. Terobosannya tiba setelah perang selesai ketika dia mulai bekerja dengan polietilen mrni dalam bentuk pellet yang kelak menjadi bahan baku produk-produk Tuperware. Untuk pertama kalinya, ada produk dari plastic yang tidak berbau atau mudah retak (sebelumnya dikembangkan untuk keperluan persenjataan semasa perang). Dia selalu menghabiskan waktu 10 tahun mengembangkan produk ini dan merancang lidah pengunci kedap udaranya yang dipatenkan. Pasca perang, Tupper bisa berkonsentrasi membuat alat-alat rumah tangga. Mangkuk Woderlier pertama muncul pada tahun 1946.

Pada 1958, Tupper memecat Wise setelah mereka terus-terusan bertengkar. Walaupun penjualan Tupperware melewati 100 juta dolar AS, Wise pergi dengan uang pisah sebesar 35.000 dolar AS saja. Tanpa kepemilikan saham diperusahaan, Wise terpaksa meninggalkan rumah dan mobilnya yang berwarna merah muda. Perusahaan begitu ingin memutus segala hubungan dengan Wise sampai-sampai mereka mengubur semua persediaan buku motivasional Wise, Best Wishes, Brownie Wise, sebuah drama dilaporkan dalam film documenter Laurie Kanh-Leavitt, Tuperware!. Tupper pada gilirannya menjual perusahaan itu seharga 16 juta dolar AS pada Rexall. (Perusahaan ini sekarang memiliki kapitalisasi pasar sebesar 1,75 miliar dolar AS). Tupper pidah ke Florida, kemudian Bermuda, lalu Panama dan akhirnya ke Kosta Rika, dimana dia meninggal pada 1983. Wise wafat pada 1992. 
Saat ini ada lebih dari 1.9 juta perwakilan Tupperware di 100 negara. Sebuah pesat aTupperware dimulai disalah satu belahan dunia setiap 2.5 detik. Ada satu lini kosmetik Tupperware dan dalam upaya menjangkau pasar yang lebih luas, Tupperware mendirikan kios-kios di pusat-pusat belanja untuk memperkenalkan produk-produk tersebut kepada para pelanggan. Bahkan adapula pesta Tupperware secara online. Tapi hakikatnya perusahaan tetaplah sama. Teori penjualan langsung Wise masih berlaku hari ini. Mangkuk-mangkuk itu tetap tidak tahu bagaimana caranya berbicara.  (Emily Ross & Angus Holland)


0 komentar:

Posting Komentar